<$BlogRSDUrl$>

- Hitam - Pekat - Kental - Manis - Pahit - Air - Ampas - Asap - Gelas - Cangkir - Pagi - Malam -

Monday, October 13, 2003

Sutiyoso: "Modar Aku Kalau Terima Satu Sen Pun"

Laporan : Egidius Patnistik

Jakarta, KCM

"Modar (mati-red) aku kalau terima satu sen pun. Malu banget aku," ujar Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Jumat (10/10), di Jakarta, menanggapi kecaman Presiden Megawati Soekarnoputri bahwa penggusuran dilakukan karena gubernur, bupati, walikota, dan DPRD menerima setoran uang.

Ketika memberikan sambutan pada peringatan Hari Habitat se-Dunia ke-18 di Gedung Wiswa Sabha Utama, kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (9/10), Megawati mengecam kebijakan gubernur, bupati, walikota, dan DPRD yang menyetujui penggusuran karena menerima setoran uang.

Menurut Sutiyoso, Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan kecaman tersebut karena belum mendapatkan penjelasan atau informasi yang lengkap. Karena itu, Sutiyoso berencana menemui kepala negara untuk membicarakannya. "Itu kan karena belum dijelaskan, nanti kita jelaskan. Nanti kita bicara dengan presidenlah setelah dia pulang. Nanti kita jadwalkan," ungkapnya.

Sutiyoso yakin kepala negara akan memahami kebijakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta menggusur pemukim liar jika telah mendapat penjelasan lengkap. Sebab, penggusuran dilakukan demi penegakan hukum. "Saya kira semua orang setuju termasuk pemerintah kalau kita melakukan penegakan hukum, penertiban tidak akan dihentikan sangat bodoh bangsa ini kalau penegakan hukum dihentikan," ucapnya.

Dalam dua bulan terakhir, Pemprop DKI melakukan penggusuran di tiga lokasi, yaitu di Jembatan Besi (Kecamatan Tambora), Kampung Sawah (Kecamatan Tanjung Duren), dan Kampung Baru (Kecamatan Cengkareng). Ketiga lokasi berada di Jakarta Barat. Akibat penggusuran itu, ribuan orang kehilangan tempat tinggal, belum lagi yang menderita luka-luka saat bentrok dengan aparat.

Dalam waktu dekat, Pemprop DKI berencana melakukan penggusuran kembali di Jakarta Utara, yakni di Kali Adem (Muara Karang), Tanah Merah (Plumpang), di bawah jalan tol Wiyoto Wiyono (Pluit) serta di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.(nik)

Sumber : Kompas Cyber Media

Friday, October 10, 2003

Hiero Tinggalkan Madrid De Boer Hengkang dari Barca
Laporan: Bahrum A Rambe

--Semangat dan keinginan boleh terus membara. Tapi usia, siapa mampu melawannya? Kapten tim Real Madrid Fernando Hiero harus takluk pada usia dan meninggalkan Madrid karenanya.

Setelah ikut andil 14 tahun membela Real Madrid dengan segala duka dan cerianya, ikut memastikan gelar juara La Liga ke -29 bagi El Real musim ini, klub tidak lagi memperpanjang kontrak Hiero. Hiero pun harus meninggalkan Santiago Bernabeu.

Memasuki usia senjanya untuk ukuran pemain sepakbola profesional, kemampuan Hiero memmmang sudah sangat jaun menurun. Masih beruntung Hiero meninggalkan Real setelah mempersembahkan gelar liga musim ini. Pertandingan melawan Atletico Bilbao Senin dinihari lalu, menjadi pertandingan terakhir bagi Hiero memimpin rekan-rekannya sebagai kapten tim.

Jika Rela Madird melepaskan Kaptennya, hal yang sama juga terjadi di Barcelona. Kontrak kapten kesebelasan Frank de Boer asal Belanda juga tidak diperpanjang. Pemain belakang senior dari Belanda itu dipastikan hengkang dari Nou Camp. Kabar terakhir kemungkinan, saudara Ronald de Boer itu akan merumput di Liga Inggris.

Putusnya kontrak De Boer setelah tidak tercapai kesepakatan dengan klub. Dan De Boer harus pergi setelah membela Barca 4, 5 tahun lamanya.

Begitulah dunia sepakbola. Dunia yang selalu berputar sangat cepat. Seperti cepatnya perputaran si kulit bundar. Bintang dan pemain datang silih berganti.

Thursday, October 09, 2003

Manajemen Operasional Indonesia Tertinggal di ASEAN

Jakarta-RoL--Sistem manajemen operasional di BUMN dan swasta di Indonesia dinilai tertinggal dibanding di negara-negara ASEAN maju, kata Ketua Program MBA ITB Bandung Dr Ir Jann H Tjakraatmadja.

"Ketertinggalan sistem manajemen operasional antara lain ditunjukkan ketidaktepatan waktu dalam pelayanan jasa transportasi dan pemesan produk industri," katanya di Jakarta, Kamis.

Jann mengemukakan hal itu seusai mengikuti penandatanganan kesepakatan kerjasama oleh Rektor ITB Kusmayanto Kadiman dan Ketua Yayasan IPMI Bustanil Arifin tentang program pendidikan MBA bidang manajemen operasional.

Menurut dia, faktor ketertinggalan manajemen operasional antara lan Indonesia selama ini belum mengembangkan pendidikan program S-1, S-2 dan S-3 bidang manajemen operasional.

Pengembangan manajemen operasional dengan pembukaan program MBA kerjasama ITB Bandung dan Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) Jakarta diharapkan menghasilkan tenaga profesional bidang itu.

Dengan demikian, katanya, Indonesia memiliki tenaga profesional dalam manajemen operasional di BUMN dan swasta, sehingga produk barang dan jasa bisa kompetitif di era perdagangan bebas.

Sementara itu, Diretur Program IPMI Dr Ir Antarikso Abdulrahman menyatakan, ahli manajemen operasional dari ITB dan IPMI dinilai mencukupi membimbing mahasiswa dari BUMN dan swasta.

"Dengan memiliki ahli manajemen operasional di BUMN dan swasta akan dapat menghemat biaya tinggi produksi dan terwujud pelayanan konsumen tepat waktu pada transportasi dan penjulan produk," katanya.

Sumber: Republika OnLine